Jumat, 06 Desember 2013

Curhatan SAT

 SAT (Semester Academic Test) atau yang biasa kita kenal sebagai UAS (Ulangan Akhir Semester) adalah suatu kegiatan yang wajib diikuti semua siswa SMANSA tanpa terkecuali. Namun, sepertinya pelaksanaan SAT tahun ini agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. 
Oke, udah cukup deh ngomong pake bahasa bakunya, lagian ini kan curhat bukan makalah.

 Untuk pelaksanaan SAT tahun ini, pengawasan dilakukan lebih ketat, sanksi yang diberikan untuk pelanggar tidak main-main. Siswa benar-benar dituntut untuk bekerja dengan kemampuannya sendiri, tapi sudah tepat dan benarkah tindakan ini? 

Jujur, saya sendiri sudah gak perduli dan pasrah dengan karena kebagian tempat duduk di paling depan tengah, sudah syukur bukan di depan pengawas, face-to-face.

1. Kegiatan mencontek dan kerja sama.

Yang satu ini tentunya pernah dilakukan semua orang, bahkan guru-guru pun dulunya tidak mungkin ada yang tidak pernah mencontek, super sekali kalau tidak pernah sama sekali.

Sudah jelas, pelaksanaan SAT kali ini diharapkan bebas dari kegiatan mencontek, yang sudah lama menjadi 'penyakit' yang menyebar di kalangan siswa baik SD, SMP, SMA, bahkan mahasiswa.

Sedangkan kerja sama, adalah sebutan untuk orang-orang yang saling bertanya dan membantu dalam menjawab soal ulangan tersebut.


Jujur saja, di ruangan saya dua kegiatan diatas masih sangat-sangat banyak di lakukan ketika pengawas lengah.

Saling bisik, saling melempar robekan kertas kecil berisi jawaban teman, menggunakan bahasa tangan yang bisa dibilang agak konyol, sampai yang menggunakan catatan kecil yang sudah disiapkan sebelum tes dimulai, dsb.

Sedangkan saya, yang duduk di depan sudah tidak bisa berkutik, hanya bisa sekali duakali bertanya kepada teman di seberang dan belakang. 



Sebenarnya apa sih untungnya menyontek?

Dari sekedar browsing di google, saya menemukan jawaban kenapa orang menyontek atau bertanya.

http://murniramli.wordpress.com/2012/01/13/menyontek-penyakit/

http://www.beranijujur.net/id/content/berani-mendidik-dengan-kejujuran


 Tekanan psikologis siswa membuat kegiatan menyontek tidak dapat dihindari. 

Tidak menyontek sama sekali memang tidak bisa dilakukan, tapi mengurangi tindakan ini adalah hal paling mulia yang dapat dilakukan oleh siswa. 
Bukan malah mempraktekkan teorinya Machiavelli, yaitu gunakan segala cara untuk meraih kesuksesan.

2. Lembar jawaban ulangan

 Kenapa SAT pakai sistem pengerjaan seperti ini? Kegiatan ini tentu mempercepat proses pemeriksaan jawaban sehingga nilai sudah dapat diketahui dengan rentang waktu kurang dari 2-3 hari.
Saya pikir, jawaban akan diperiksa secara manual. Ternyata memang benar-benar menggunakan komputer.
Yang jadi pertanyaan, "Itu kertas kenapa?"
TIPIS.

Tentunya sangat mempengaruhi nilai jika LJK cacat atau sebab lain.
Dan tidak ditekankan lagi kepada siswa kalau pemeriksaan akan dilakukan komputer. Siswa-siswa seperti saya, menganggap karena LJK yang tipis, sudah pasti ini diperiksa manual. Tapi ternyata tidak, karena tidak mungkin nilai Geografi kelas X yang terhitung 9 kelas (10 kelas IPA 1 IPS) selesai dalam hitungan 2 hari saja.
Soal ini, saya juga belum pasti, ini periksanya manual atau komputer.

Yang lalu biarlah berlalu...

3. Pasca SAT?

Kegiatan apa lagi ini? Bukannya lebih baik membagikan hasil ulangan dengan cepat serta rapotan? Rupanya SMANSA tidak hanya seperti itu, SMANSA menuntut siswa larut dalam kebersamaan dan persahabatan antar kelas dalam lomba-lomba yang diselenggarakan. 

Saya juga sebenarnya tidak mengajukan diri, tapi untuk berpartisipasi, apa sih salahnya?
Dan kenapa saya tidak memilih tema yang lain? Korupsi atau apa gitu. 

Karena saya bukan tipe siswa yang bisa berpikir terlalu jauh ke masalah begitu.
Jangankan korupsi, masalah nyonteknya aja belum kelar. Hahahaha.

Segitu aja deh, makasih.

0 komentar:

Posting Komentar